Kamis, 24 Januari 2013

KEHEBATAN KHASIAT BAWANG PUTIH



Mendengar kata bawang putih, mungkin yang terbayang adalah bau mulut yang mengganggu. Padahal bawang putih adalah salah satu dari tanaman obat yang banyak manfaatnya, sehingga dijuluki “umbi seribu khasiat”. Sesungguhnya zat apa yang terkandung di dalamnya? Benarkah makin tajam aromanya berarti makin tinggi khasiatnya?
Tanaman dengan nama latin Allium sativum dari famili Alliaceae ini termasuk bumbu dapur yang sangat populer di Asia. Ia memberikan rasa harum yang khas pada masakan, sekaligus menurunkan kadar kolesterol yang terkandung dalam bahan makanan berlemak. Maka jangan heran jika masakan Cina, Korea dan Jepang banyak menggunakan bawang sebagai bumbu utamanya.
Bawang putih telah digunakan sebagai obat selama ribuan tahun. Bahkan 3000 tahun SM, para pujangga Cina telah menguji dan menulis manfaat bawang putih. Cendekiawan Yunani kuno Aristoteles juga telah menguji bawang putih pada tahun 335 SM untuk digunakan sebagai pengobatan. Naskah Mesir kuno mencatat bahwa bawang putih diberikan kepada para pekerja yang membangun piramid untuk menjaga mereka agar tetap kuat dan sehat. Orang Rusia menjadikan bawang putih sebagai “pengganti antibiotik” dan dikenal sebagai “Penisilin Rusia” karena dipercaya mengandung kebaikan penisilin.
Khasiat dan manfaat
Di antara khasiat dan manfaat bawang putih ialah:
  • Mencegah penurunan fungsi otak dan meningkatkan sistem kekebalan.
  • Membantu memperlambat proses penuaan.
  • Menghalangi pertumbuhan dan mencegah kanker.
  • Membantu menurunkan kadar kolesterol bila diambil secara rutin dalam jangka waktu tertentu.
  • Membantu mencegah penggumpalan darah melalui zat anti-kolesterol ajoene.
  • Membantu meredakan stres, rasa cemas dan kemurungan.
  • Mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalsium dan potasium.
  • Mengandung antioksidan, karoten dan selenium.
  • Menghindari penyakit jantung bila diambil 2-3 ulas (siung) sehari.
  • Menyembuhkan tekanan darah tinggi.
  • Meringankan tukak lambung.
  • Meningkatkan insulin darah bagi penderita diabetes.
  • Melumpuhkan radikal bebas yang mengganggu sistem kekebalan tubuh.
  • Sebagai penawar racun (detoxifier) yang melindungi tubuh dari pelbagai penyakit.
  • Membantu menambah nafsu makan.
  • Memiliki sifat antimikroba, antitrombotik, hipolipidemik, antiartritis, hipoglikemik, dan antitumor.
Beberapa contoh kegunaan
Berikut adalah beberapa contoh kegunaan bawang putih sebagai obat:
  • Menurunkan paras kolesterol. Sebagaimana diketahui, kolesterol mudah tersumbat di dalam arteri dan akhirnya mengarah pada serangan jantung dan cedera otak (stroke). Dengan memasukkan seulas bawang putih dalam makanan harian, Anda dapat menurunkan paras (tingkat) kolesterol.
  • Antibakteri. Sifat bawang putih yang antibakteri, antikulat dan antivirus memungkinkan mereka untuk menghambat perkembangan bakteri, kulat (jamur), dan virus. Kajian menunjukkan bahwa bawang putih memiliki kekuatan antibakteri setara dengan penisilin 1%. Penyakit yang dicetuskan oleh kulat, bakteri atau virus dengan mudah dapat diobati dengan manfaat bawang putih ini.
  • Melawan hipertensi. Tidak diragukan lagi bahwa bawang putih mempunyai zat yang bertindak sebagai pencair darah. Zat ini dapat digunakan untuk membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, faedah bawang putih dapat membantu menurunkan paras tekanan darah anda. Jika tekanan darah Anda normal, bawang putih mendatangkan faedah kepada arteri dengan membuatnya lebih tenang dan berehat, sehingga mencegah kekejangan dan pengerasan yang merupakan salah satu faktor hipertensi.
  • Melawan kanker. Bawang putih juga bermanfaat bagi tubuh dengan mencegah kanker. Bawang putih mampu melindungi tubuh dengan melawan beberapa jenis kanker tertentu seperti kanker perut, kanker kolon, kanker tekak (tenggorokan) dan kanker prostat.
  • Melawan selesma (pilek dan flu). Sifat antivirus dan antibakteri bawang putih memungkinkannya untuk melawan selesma. Mengambil bawang putih mentah dapat mencegah jangkitan dan membantu melawan selsema.
  • Memperkuat sistem imun. Menurut kajian, bawang putih dapat meningkatkan fungsi imun dengan merangsang sel-sel darah putih, yang kemudian meningkatkan fungsi antibodi. Sebagai antioksidan, bawang putih telah dilaporkan dapat mengurangi radikal bebas dalam darah. Peningkatan sistem imun memperkuat badan untuk melawan penyakit.
  • Menggalakkan kesehatan kulit. Bawang putih mempunyai ciri-ciri antioksidan yang membantu membersihkan kulit dan menjadikan kulit berwajah cerah (bercahaya). Bagi mereka yang mempunyai jerawat, penggunaan krim sapuan bawang putih dapat membantu. Berdasarkan tradisi rawatan dalam Ayurveda, bawang putih disapu pada kulit dengan air suam setiap pagi. Hal ini akan berfungsi sebagai pertahanan kulit dan membantu dalam meningkatkan sinaran kulit secara semulajadi (alami). Semasa menjalani rawatan ini, Anda tidak boleh memakan sebarang makanan yang pedas dan membersihkan muka dengan air sejuk sebanyak 5 kali sehari.
Peringatan pemakaian
  • Bawang putih sebaiknya tidak dimakan mentah bila Anda memiliki masalah lambung, karena dapat mengganggu lambung. Disarankan agar bawang putih terlebih dahulu direbus, digoreng, atau dipanggang sebelum dimakan.
  • Bawang putih tidak boleh digunakan dalam bentuk apapun sewaktu terdapat serangan penyakit di bagian perut dan usus besar.
  • Pengambilan bawang putih terlalu banyak membuat nafas kita berbau. Untuk menghilangkan bau mulut dari memakan bawang putih terlalu banyak, disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini:
    • Meminum air teh pekat atau kopi setelah memakan bawang putih
    • Mengunyah kulit limau
    • Mengimbangi dengan makanan yang berprotein, hati, dan telor
    • Menggunakan bawang putih dengan cara direbus terlebih dahulu atau dijadikan acar.
sumber :
Oleh :Nisanthidevi Sarangapani adalah mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung.

ADA 5 PENYEBAB UTAMA KEMATIAN IBU DI INDONESIA




Bila Anda seorang ibu yang akan melahirkan anak, risiko Anda meninggal dunia sepuluh kali lipat rekan Anda di Malaysia dan Sri Lanka. Angka kematian ibu (AKI) masih sangat tinggi di Indonesia. Setiap tahun, sekitar 20 ribu ibu Indonesia meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.  Sebanyak 259 ibu meninggal dunia pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka itu lebih dari sepuluh kali AKI Malaysia (19) dan Sri Lanka (24). Target Pemerintah adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Apa saja penyebab kematian ibu?
Kematian ibu (maternal death) menurut definisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Penyebab utama kematian ibu diklasifikasikan sebagai langsung  dan tidak langsung.
  • Penyebab langsung: berhubungan dengan komplikasi obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifas (post-partum). Mayoritas penyebab kematian ibu adalah penyebab langsung.
  • Penyebab tidak langsung: diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstetrik, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan.
Lima besar
Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUP Cipto Mangunkusumo, yang merupakan RS rujukan nasional, lima besar penyebab kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru.
1. Perdarahan
Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1.000 mL adalah penyebab utama kematian. Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus perdarahan post partum dapat dihindari. Atonia uterus (uterine atony), yaitu kondisi di mana otot rahim kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah melahirkan, adalah penyebab utama perdarahan post partum. Penyebab lain yang lebih jarang adalah retensi plasenta (retained placenta), di mana seluruh atau sebagian jaringan plasenta tertinggal di rahim.  Penyebab trauma termasuk luka, ruptur uterus, dan inversi uterus.
Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi ortostatik, anemia, dan kelelahan, yang dapat menyulitkan perawatan pasca melahirkan. Anemia post-partum meningkatkan risiko depresi post-partum.
Perdarahan post partum dapat ditangani dengan pengelolaan yang melibatkan obat-obatan dan perawatan non obat.
2. Eklampsia
Eklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan gagal ginjal, kejang, dan koma saat kehamilan atau pasca melahirkan, sehingga dapat berujung pada kematian ibu. Eklampsia biasanya terjadi setelah trimester ketiga kehamilan, mayoritas pada saat persalinan (intrapartum) dan 48 jam pertama setelah melahirkan (postpartum). Eklampsia merupakan komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya, yaitu preeklampsia. Preeklampsia, juga dikenal sebagai toxemia kehamilan, ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), proteinurea (protein dalam urin), edema (pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Preeklampsia dapat diidentifikasi pada masa kehamilan dengan memantau tekanan darah, tes protein urin, dan pemeriksaan fisik. Deteksi dini dan pengelolaan preeklampsia dapat mencegah perkembangannya menjadi eklampsia.
3. Sepsis
Sepsis maternal adalah infeksi bakteri yang parah, biasanya pada uterus (rahim), umumnya terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Sepsis dapat menyebar dari rahim ke saluran tuba dan ovarium atau ke dalam aliran darah. Infeksi yang terjadi setelah melahirkan ini juga dikenal sebagai sepsis puerperalis. Penyebab utamanya adalah bakteri yang disebut Group A Streptococcus (GAS) yang memasuki tubuh melalui kulit atau jaringan yang rusak saat melahirkan.
Sepsis maternal menyebabkan demam dan satu atau lebih gejala berikut:
  • Menggigil dan perasaan tidak sehat secara umum
  • Nyeri perut bawah
  • Keputihan berbau busuk
  • Perdarahan dari vagina
  • Pusing dan pingsan
Sepsis umumnya terjadi karena standar kebersihan yang buruk selama proses persalinan, misalnya persalinan atau aborsi yang dibantu oleh dukun beranak. Sepsis juga dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual yang tidak diobati selama kehamilan. Penyakit ini dapat dicegah atau dikelola dengan pemeriksaan lab yang tepat, standar pengendalian infeksi yang tinggi selama persalinan dan pengobatan antibiotik selama dan sesudah persalinan.
4. Infeksi
Infeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam kelompok penyebab tidak langsung. Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu hamil yang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah dan memiliki tingkat risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kematian bayi dan/atau ibu.
  • Malaria merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan menewaskan lebih dari 1 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini lebih umum pada wilayah Indonesia bagian timur. Malaria dapat dicegah dengan obat-obatan yang tepat dan perangkat antinyamuk.
  • Tuberkulosis (TB) adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan WHO sejak tahun 2005. Sekitar sepertiga dari populasi dunia (diperkirakan sekitar 1,75 miliar) terinfeksi basil tuberculosis. Penyakit ini dapat diperberat oleh kehamilan dan menyebabkan kematian ibu dan/ atau janin. TB dapat disembuhkan dengan obat-obatan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol.
  • Hepatitis adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus hepatitis B (HBV) adalah penyebab paling umum hepatitis pada ibu hamil, namun virus hepatitis E (HEV) adalah yang paling dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian ibu. Hepatitis E akut dapat memberikan gejala tiba-tiba dalam beberapa hari atau minggu sebelum kematian. Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi, dan sanitasi yang lebih baik.
5. Gagal Paru
Kegagalan pernafasan akut adalah salah satu penyebab umum kedaruratan kebidanan yang berisiko kematian tinggi. Penyebab umum kegagalan pernapasan akut adalah embolisme paru (pulmonary embolism) dan paling sering terjadi pada periode setelah melahirkan (postpartum). Kehamilan meningkatkan risiko embolisme paru karena peningkatan kemampuan untuk membekukan darah (yang bermanfaat untuk menghentikan perdarahan saat persalinan). Sayangnya, kemampuan ini juga meningkatkan risiko trombosis (bekuan) darah yang secara mendadak menyumbat arteri paru-paru–kondisi yang disebut embolisme paru.
Tanda-tanda embolisme paru termasuk sesak napas tiba-tiba dan tanpa sebab, nyeri dada, dan batuk yang dapat disertai darah. Embolisme paru dapat dikelola segera dengan obat-obatan anti trombosis dan perawatan kedaruratan.